
Senin, 09 Agustus 2010
|
Saya terkadang ibah melihat dan mendengar ada beberapa komunitas kecil maupun besar saling bermusuhan!!
Pemicunya sangat abstrak sekali untuk di bahas. Yang jelas, toko utamanya lah yang seharusnya memberikan teladan pada antek-anteknya. Toko utama adalah panutan, yang diagungkan, yang di unggulkan, bahkan mejadi faham khusus bagi pengikutnya.
Nah, jika para toko utama belum bisa memahami arti seni maupun seni sulap itu sendiri, bagaimana jadinya seni atau seni sulap pada masa ke depan nantinya.
Sekarang, mari kita coba merenung, memandang seni sulap dari sudut yang jauh, seperti kamera poket yang bisa di zoom in maupun di zoom out. Coba lihat dari luar, lihat perkembangan sulapnya. Jika ada antek-antek (pengikut yang asal ikut) yang tidak dibekali oleh teory sulap maupun etika seni, mereka akan cenderung menciptakan jurang pemisah yang semakin lebar. Akibatnya, jika terjadi pertemuan yang tak disengaja di publik, maka tegur sapa adalah haram!
Yang seharusnya kita harus saling berjabat tangan dan saling memeluk bahu masing.
mengapa?
Karena kita adalah insan seniman, bukan geng bodoh, bukan pula aliran berotak sempit. Kita adalah seniman sejati, yang hanya berkorban untuk menciptakan keharmonisan dan letupan bahagia pada sesama individu (sesama pesulap)
Mari.. buang ego kita, lihat bibit mudah kita, jangan racuni kesalahan kita. Mari perbaiki dengan dengan menciptakan dan membimbing pesulap-pesulap mudah yang bersih dan berkualitas.
Saatnya merenung, apakah saya punya pesaing?, apa ada rasa sakit hati dengan pesulap X? Buanglah rasa itu, karena itu hanya racun egoisitas anda.
Sumber: komsensus
Pemicunya sangat abstrak sekali untuk di bahas. Yang jelas, toko utamanya lah yang seharusnya memberikan teladan pada antek-anteknya. Toko utama adalah panutan, yang diagungkan, yang di unggulkan, bahkan mejadi faham khusus bagi pengikutnya.
Nah, jika para toko utama belum bisa memahami arti seni maupun seni sulap itu sendiri, bagaimana jadinya seni atau seni sulap pada masa ke depan nantinya.
Sekarang, mari kita coba merenung, memandang seni sulap dari sudut yang jauh, seperti kamera poket yang bisa di zoom in maupun di zoom out. Coba lihat dari luar, lihat perkembangan sulapnya. Jika ada antek-antek (pengikut yang asal ikut) yang tidak dibekali oleh teory sulap maupun etika seni, mereka akan cenderung menciptakan jurang pemisah yang semakin lebar. Akibatnya, jika terjadi pertemuan yang tak disengaja di publik, maka tegur sapa adalah haram!
Yang seharusnya kita harus saling berjabat tangan dan saling memeluk bahu masing.
mengapa?
Karena kita adalah insan seniman, bukan geng bodoh, bukan pula aliran berotak sempit. Kita adalah seniman sejati, yang hanya berkorban untuk menciptakan keharmonisan dan letupan bahagia pada sesama individu (sesama pesulap)
Mari.. buang ego kita, lihat bibit mudah kita, jangan racuni kesalahan kita. Mari perbaiki dengan dengan menciptakan dan membimbing pesulap-pesulap mudah yang bersih dan berkualitas.
Saatnya merenung, apakah saya punya pesaing?, apa ada rasa sakit hati dengan pesulap X? Buanglah rasa itu, karena itu hanya racun egoisitas anda.
Sumber: komsensus
Labels:
Berita Magic
1 comments:
Iya tuh banyak sekali fenomena kaya gitu. wah di tegal juga gitu....
tau aah..
padahal kita sesama pesulap seharusnya bisa saling menghargai satu sama laen. woy pada sadar dong di dunia ini ga ada yang hebat
Posting Komentar